Danau Toba, Sumatera Utara

Kemegahan Alam Danau Toba


Toba adalah sebuah fenomena alam yang unik dan menarik. Tak hanya pada masa kini, tapi sejak masa lampau. Keberadaan Danau Toba telah mengusik banyak peneliti geologi maupun rupa bumi lainnya sejak masa lalu. Mereka pun penasaran untuk menguak berbagai kisah ilmiah yang menyelimuti Toba yang sebagian masih menjadi misteri alam hingga kini.





Kawasan Danau Toba yang seluas sekitar 3.704 kilometer persegi berada tepat di jantung Provinsi Sumatera Utara. Secara administratif, kawasan ini terbagi ke dalam lima kabupaten di Sumatera Utara, yakni Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Dairi dan Karo.

Hingga saat ini ada sejumlah hipotesa yang populer terkait dengan terjadinya Danau Toba. Tapi dari sekian kesimpulan tersebut, setidaknya terdapat 2 teori utama mengenai sejarah geologi danau ini. Pertama Danau Toba terjadi akibat satu ledakan alam yang dahsyat atau tercipta dari gabungan berbagai peristiwa erupsi gunung api.

Menurut van Bemmelen, geolog dari Belanda, terciptanya Danau Toba diawali dengan pembentukan Batak Tumor (dataran tinggi di kawasan Toba) yang berbentuk oval, seperti telur. Pembentukan kubah (dome) terjadi akibat sebuah pengangkatan hingga 2.000 meter. Hal ini ditunjukkan oleh bukit-bukit di sekitar Danau Toba sekarang ini, yaitu G. Sibuatan di sisi barat laut, G. Pangulubao di timur, G. Surungan di tenggara dan G. Uludarat (2.157 m) di barat. Sementara, Danau Toba sendiri adalah eks kaldera vulkanik (gunung api) yang tercipta dari sebuah letusan sangat dahsyat.








Abu dari letusan gunung raksasa Toba konon terbawa hingga wilayah Malaysia dan India. Hal itu, dibuktikan dengan dijumpainya mineral yang sama di sekitar Danau Toba dengan yang ada di kedua wilayah, bahkan di dasar lautan India Timur dan perairan Teluk Bengal.

Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University menyimpulkan bahwa danau Toba terjadi aktivitas supervolcano – letusan yang amat besar. Akibat letusan tersebut hanya sedikit binatang dan tumbuhan di Indonesia yang selamat. Hal ini dibukti dari penelitian yang dilakukan.



Tak hanya menarik bagi peneliti alam semesta, Danau Toba juga menarik bagi pencinta keindahan alias wisatawan. Lereng-lerengnya curam dan rupa bumi yang terbentang menjadi daya tarik utama dari tempat ini. ragam alas an diatas hanya sebagian dari jutaan alasan lain yang akhirnya membawa saya menuju Danau Toba.

***

Dari kota Medan yang telah menggeliat, pagi itu, saya melaju kearah timur, menuju Tebing Tinggi. Dari sana, saya bergerak ke selatan menuju ke kota Siantar (Pemantang Siantar) dan berhenti di Parapat yang berada persis di bibir Danau Toba. 4 jam adalah waktu yang diperlukan untuk trip itu.

Rute yang saya lewati ini sebenarnya hanyalah satu dari beberapa rute yang bisa dilalui. Rute ini memang telah menjadi rute favorit para wisatawan yang ingin menuju Toba. Sayangnya, walau telah menjadi jalur utama bagi pariwisata di Sumut, kondisi jalan yang ada belum seluruhnya baik, terutama antara Siantar dan Parapat. Selain kondisi jalan yang tak terlalu lebar, permukaan jalan juga kurang mulus. Di sisi lain, kendaraan yang melalui rute ini bukan hanya kendaraan kecil, tapi juga truk-truk berukuran besar. Ditambah lagi dengan kontur jalan yang curam sehingga membuat perjalanan ini agak beresiko.

Akan tetapi, kekhawatiran itu berangsur lenyap, tersapu oleh sejuknya alam pegunungan panorama alam yang menyejukkan mata, kala mendekati Parapat.


Parapat telah lama menjadi daerah transit atau bahkan lokasi liburan bagi wisatawan lantaran letaknya yang hanya sejengkal dari Toba atau Samosir. Suasana kota ini lebih “hidup” dibanding kota yang dilintasi sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya hotel-hotel modern, restoran, dan toko-toko suvenir yang berjajar di sepanjang jalan.

Mengingat jarak yang tak tak bisa dibilang dekat dengan Medan, maka meluangkan waktu barang 1 atau 2 malam adalah opsi terbaik untuk menikmati suasana Toba.






Untuk menikmati kemegahan alam Toba, tak akan lengkap rasanya bila hanya memandangi panorama alam dari teras penginapan atau tepian danau. Anda bisa mengikuti trip dengan menumpang feri ke Tomok, Samosir, dan kembali ke Parapat.

***

Mencapai Danau Toba
Parapat dan Samosir adalah dua lokasi utama wisata di kawasan Danau Toba. Untuk mencapainya, anda dapat menggunakan kendaraan dari Medan menuju Parapat, dengan melalui kota Tebing Tinggi dan Pematang Siantar.

Tips:
Toba memiliki suhu yang relatif sejuk bahkan cenderung dingin pada malam hari. Karenanya, membawa pakaian hangat sangat disarankan. Bila tidak membawa, jangan khawatir. Anda masih bisa mendapatkannya di toko suvenir yang tersebar di Parapat.

Bagi umat muslim, ada baiknya untuk lebih selektif dalam memilih tempat bersantap. Kendati demikian, di Parapat terdapat sejumlah rumah makan halal yang bisa anda dituju.

***

Teks: Adi Supriyatna 
Lebih baru Lebih lama