Sepak Sawut, Sepak Bola Ekstrem dari Kalimantan Tengah
Sepak
Bola kini bukan lagi hal asing. Tak hanya diminati oleh beragam
kalangan, baik tua maupun muda, untuk dimainkan, olahraga ini pun
telah menjadi tontonan seru dan mendebarkan. Buktinya, tengok saja
stadion GBK (Gelora Bung Karno) atau stadion lain di dunia. Di setiap
pertandingan, stadion pasti dipadati ribuan penonton yang ingin
mendukung tim kesayangannya masing-masing.
Tapi
di negeri ini ternyata memiliki sepak bola yang lebih ekstrem. Yup
lebih ekstrem! Sebab bola yang digunakan dalam permainan ini bukan
bola kulit, melainkan bola api.
Sepak
bola yang dimaksud adalah permainan yang dikenal dengan nama Sepak
Sawut. Permainan ini berasal dari Kalimantan Tengah dan merupakan
permainan tradisional masyarakat Dayak Ngaju.
Bagi
masyarakat Dayak, Sepak Sawut adalah permainan yang telah lama
dimainkan sekaligus menjadi salah satu hiburan dalam mengisi waktu
luang, misalnya sebelum membuka ladang baru atau selepas masa panen.
Secara
umum, aturan main dalam Sepak Sawut mirip dengan sepak bola atau
futsal. Lapangan yang digunakan memang tak sebesar sepak bola dan
setiap tim berisi lima orang pemain. Tim yang berhasil memasukkan bola
ke gawang lawan lebih banyak, maka ia akan menjadi pemenang.
Tapi
ada sejumlah keunikan lain dalam sepak sawut. Bola api yang digunakan
terbuat dari buah kelapa. Tentu bisa dibayangkan saat ditendang.
Lebih berat bukan? Sebelum dibakar, buah kelapa dikupas dan dibentuk
bulat. Tak lupa, airnya dibuang. Kemudian bola direndam minyak tanah
agar apinya tidak mudah padam.
Keunikan
lainnya, para pemain sepak sawut ini tidak mengenakan sepatu khusus
serta alat pelindung kaki lainnya. Bahkan tak sedikit yang bermain
dengan bertelanjang dada. Hmmm...tentu bisa dibayangkan bagaimana
rasanya bila bola api itu menyentuh kaki atau tubuh. Satu-satunya
alat bantu yang digunakan adalah pasta gigi yang dioleskan di bagian
kaki dan bagian tubuh lainnya untuk meredam cidera yang dapat
ditimbulkan. Menurut penjelasan salah seorang pemain yang sempat saya
temui, tidak ada pula unsur magic
tertentu yang diterapkan dalam permainan ini.
Jalannya
pertandingan sepak sawut sendiri berlangsung seru. Para pemain nampak
tak mengenal rasa takut untuk mengejar, atau bahkan menendang bola
untuk memasukkannya ke gawang lawan. Saat terjadi gol, suasana
lapangan bakal ramai oleh sorak sorai penonton yang berjejal di
sekeliling lapangan. Begitu juga ketika bola keluar lapangan dan
mengarah ke penonton. Kerumunan penonton akan buyar untuk menghindari
bola.
Dewasa
ini, permainan Sepak Sawut memang tak lagi banyak dimainkan. Namun
demikian, beberapa pihak terkait di Provinsi Kalimantan Tengah tetap
berupaya melestarikan permainan tradisional ini dengan menampilkannya
dalam sejumlah event
atau festival budaya, misalnya pada Festival Isen Mulang, sebuah
festival budaya tahunan terbesar di Kalimantan Tengah yang bertujuan
untuk melestarikan budaya sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.
Hal
lain yang menggembirakan adalah, sebagaimana dikutip dari situs
Warisan Budaya Indonesia, Sepak Sawut juga telah didaftarkan sebagai
Warisan Budaya Tak Benda Nasional oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Palangkaraya dan Damang Kepala Adat Dayak Ngaju.
Melihat
keunikan yang dimiliki permainan sepak sawut, tentunya tak hanya bagi
kalangan wisatawan. Permainan ini juga menjadi momen spesial bagi
kalangan penggemar fotografi untuk mendapatkan foto-foto unik dan
spektakuler.
***