Bintan, Kepulauan Riau
Bintan
boleh jadi belum setenar Bali. Namun, Pulau yang berada di Kepulauan
Riau ini telah tumbuh menjadi destinasi wisata berkelas dunia. Tak
hanya itu, di pulau tetangga Batam ini juga menjadi spot yang asyik
bagi kalangan penggemar fotografi.
Bintan adalah salah satu pulau di sebelah barat Sumatera. Sebelumnya, pulau ini berada di dalam Provinsi Riau yang berpusat di Pekanbaru. Tapi, setelah terjadi pemekaran, pulau ini pun masuk ke dalam provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sekaligus pusat pemerintahan provinsi Kepri, di Tanjungpinang.
Dengan
potensi alamnya yang luar biasa dan letaknya yang hanya “sejengkal”
dari negara tetangga - Singapura dan Malaysia - Bintan pun tak pelak
menjadi “pelarian” turis dari kedua negara tersebut. Karenanya,
tak heran bila di pulau ini pun terdapat sebuah kawasan wisata
ekslusif, layaknya Nusa Dua, Bali. Kawasan tersebut berada di wilayah
utara Bintan, tepatnya di Lagoi.
Tanjungpinang
adalah lokasi pertama saya sebelum menjelajahi sisi Bintan. Pasalnya,
kota ini adalah gerbang utama dengan adanya bandara Haji
Fisabilillah. Pada siang hari, kota ini mungkin terasa panas lantaran
letaknya yang berada di pesisir pantai. Tapi menjelang senja, suasana
lebih bersahabat.
Pemukiman di Kota Tanjungpinang |
Waktu
tersebut saya gunakan untuk mengunjungi sebuah lokasi yang berada di
sebuah dataran tinggi. Setelah menempuh perjalanan, melintasi jalan
yang menanjak yang berkelok, akhirnya saya tiba di tujuan. Di sini
terdapat sebuah kedai yang menurut rekan saya, menjadi langganan
banyak wisatawan yang ingin menikmati panorama senja berlatar kota
Tanjungpinang.
Hal
itu ternyata benar adanya. Setelah memesan secangkir minuman hangat
dan makanan ringan, saya mulai berkeliling untuk memilih spot. Dari
tempat ini, mata ini dimanjakan panorama kota Tanjungpinang yang
berlatar pemukiman kota. Suasananya makin magis seiring turunnya
matahari ke batas cakrawala.
Ada
sebuah spot
lagi untuk merekam momen sunset
di Tanjungpinang, yakni di lokasi yang populer dengan nama Melayu
Square. Dari sini, tersaji panorama lautan yang berlatar sebuah pulau
kecil yang oleh warga setempat disebut Pulau Penyengat. Bentangan
laut dan formasi awan di langit serta perahu nelayan atau feri yang
melintas menjadi element pada setiap gambar yang terekam oleh kamera.
Senja di Tanjungpinang |
Dari
Kota Tanjungpiang, saya menetapkan tujuan selanjutnya, yakni sebuah
pulau yang terapung di lepas pantai Kota Tanjungpinang, Pulau
Penyengat. Nama pulau ini yang terdengar unik, konon lantaran
banyaknya satwa penyengat yang kerap dijumpai oleh oleh para pelaut
yang dahulu banyak singgah di pulau ini. Untuk mencapai pulau ini,
saya pun menumpang pompong
(perahu motor) dari kawasan pelabuhan kota, yang merupakan
satu-satunya sarana transportasi umum yang tersedia.
Meski
hanya berupa pulau kecil, Pulau Penyengat ternyata memiliki arti yang
amat besar bagi warga Tanjungpinang dan sekitarnya. Sebab, di pulau
ini terdapat sejumlah situs serta peninggalan kesultanan Melayu yang
dulu pernah berjaya di kawasan ini. Kekuasan kesultanan ini tak hanya
mencakup Riau saja, melainkan hingga Singapura dan Malaysia.
Gedung Istana Kantor, situs peninggalan kesultanan Melayu Riau di P. Penyengat |
Di Pulau Penyengat terdapat sejumlah situs bersejarah yang bisa dijumpai, antara lain Masjid Agung Pulau Penyengat, Makam Raja Ali Haji (pujangga besar yang juga Pahlawan Nasional dari Riau), Istana Kantor, dan Benteng Bukit Kursi. Yang menarik, hampir semua bangunan pada situs di Pulau Penyengat dipulas warna kuning dan hijau, warna khas suku Melayu.
Untuk
menjelajahi lokasi-lokasi tersebut, para pelancong dapat menggunakan
becak motor, satu-satunya transportasi umum yang beroperasi di pulau
ini. Dengan moda transportasi ini, kita bisa menghemat tenaga
sekaligus waktu.
Satu-satunya
lokasi yang membutuhkan energi untuk mencapainya adalah Benteng Bukit
Kursi. Untuk mencapainya, kita harus mendaki anak tangga yang
mengarah ke puncak bukit. Setelah melewati sebuah jembatan yang
terbentang, di atas parit yang dalam, barulah tiba di area benteng.
Benteng
yang ada memang tak lagi utuh. Di beberapa bagian hanya nampak bagian
dinding, parit dalam, serta beberapa meriam kuno. Di tengah area
dipenuhi pepohonan dan semak belukar. Padahal dahulu, benteng ini
menjadi salah satu benteng kesultanan melayu untuk mengintai
sekaligus bertahan dari serangan musuh.
Dari
benteng ini, wisatawan juga dapat menyaksikan lautan dan sebagian
sisi kota Tanjungpinang di kejauhan.
Tujuan
saya selanjutnya adalah kawasan wisata Pantai Trikora. Terletak di
sisi barat Bintan, sekitar 30
km dari
kota Tanjungpinang, kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan
wisata pantai. Di sini terdapat hotel maupun homestay
yang disediakan untuk wisatawan yang ingin berlibur sekaligus
menikmati suasana pantai Bintan yang cantik. Beberapa hotel dan resor
berjajar di kiri kanan.
Pantai Trikora. Kawasan wisata pantai di Bintan |
Pantai
Trikora adalah menjadi spot yang asyik untuk berburu foto
landscape.
Ombaknya yang tenang dan jernih, serta pepohonan kelapa yang berbaris
di sekitarnya menjadi obyek foto yang menarik untuk dieksplorasi.
Pagi hari adalah momen yang pas untuk berburu foto di sini, mengingat
matahari muncul dari arah laut.
Tak
hanya menawarkan suasana pantai, Trikora juga menawarkan beragam
watersport
yang bisa digunakan untuk mengisi waktu saat berlibur di tempat ini.
Beragam watersport juga bisa dilakukan di Pantai Trikora |
Dari
kawasan Trikora, saya juga sempat singgah ke Pulau Mapur, sebuah
pulau mungil yang tengah dikembangkan sebagai destinasi wisata.
Setelah menjelajah lautan dengan perahu motor selama beberapa puluh
menit, perahu pun singgah di salah satu sudut pantai yang sepi dan
tenang. Bentangan pasir putih dan area bebatuan yang ada di kawasan
ini menjadi spot
foto yang patut diburu.
Pantai di Pulau Mapur |
Lokasi
lain yang tak kalah indah dan juga menjadi arena untuk untuk berburu
foto adalah Lagoi. Berbeda dengan Trikora, yang lebih ditujukan bagi
kalangan backpackers,
Lagoi, yang terletak di ujung utara Bintan ini, merupakan kawasan
eksklusif dan berkelas dunia.
Lagoi, kawasan wisata kelas dunia di Bintan |
Suasananya
Lagoi layaknya Nusa Dua, di Bali. Di sini terdapat pantai-pantai yang
cantik dan lautnya yang jernih dan telah dilengkapi akomodasi kelas
bintang, berikut penataan kawasannya yang sangat teratur. Pengelola
kawasan ini juga menerapkan keamanan yang tinggi dan tak sembarang
orang bisa memasuki wilayah ini.
Untuk
menuju Lagoi, dari Tanjungpinang atau Bandara Raja Haji Fisabilillah
bisa ditempuh dengan kendaraan selama sekitar 2 jam. Alternatif
lainnya adalah feri, yang langsung dari Batam, Singapura atau
Malaysia.
Selain
dapat menikmati suasana pantainya yang menawan. Di kawasan ini juga
tersedia beragam aktivitas yang bisa dilakukan oleh wisatawan, mulai
dari wahana bermain untuk anak hingga aktivitas petualangan bagi
orang dewasa, seperti trekking,
kite
surfing,
kayaking,
diving,
dan
mangrove tour. Bagi
penggemar golf, Bintan Resort juga surganya. Di sini terdapat
sejumlah golf
course
berstandar dunia dan kerap kali menjadi tuan rumah dalam turnamen
golf berskala internasional.
Golf course kelas dunia di Lagoi |
Untuk
diketahui, hotel atau resort
di Bintan yang menerapkan harga dalam mata uang asing (kebanyakan
dalam Dollar Singapura). Kendati demikian, para wisatawan domestik
tak perlu khawatir karena mereka masih tetap menerima mata uang
Rupiah.
KULINER
Bintan
memiliki ragam kuliner berikut beberapa tempat unik yang memberikan
pengalaman tersendiri dalam pengalaman bersantap.
Gongong, kerang khas Bintan dan Kepri |
Salah
satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Melayu Square. Tempat ini
adalah sebuah public
area
di kota Tanjungpinang yang dibuka pada sore hingga malam hari. Tempat
ini selalu dipenuhi pengunjung lantaran letaknya yang berada di
kawasan pantai dan suasananya yang hangat. Terlebih pada saat malam
libur atau akhir pekan. Di sini, pengunjung dapat menikmati beragam
kuliner khas maupun hidangan lainnya, sambil menikmati suasana kota.
Gonggong
adalah satwa laut sejenis kerang yang banyak terdapat di perairan
Bintan dan sajian yang wajib dicicipi. Hidangan ini biasa dinikmati
sebagai appetizer
dan disajikan dengan saus khas. Untuk menyantapnya, kita cukup
menarik ‘kaki’ yang menyembul di luar cangkangnya, dan
selanjutnya mencelupkan daging kerang tersebut ke dalam saus.
Rasanya? Hmmm.... lezat! Tak
hanya Gonggong, kita juga dapat mencicipi kuliner khas lainnya,
seperti roti jala.
Otak
otak Tanjungpinang juga menjadi kudangan khas Tanjungpinang yang
patut dinikmati. Secara umum, panganan ini hampir sama dengan makanan
serupa. Bedanya, pada makanan ini tidak terdapat bumbu/saus yang
terpisah, sebab saus tersebut sudah dicampur dalam adonan daging ikan
tenggiri yang dibungkus daun pisang ini. Alhasil, panganan ini pun
bisa langsung dinikmati.
***
[Box]
Menuju
Ke Sana
Bintan
dapat dijangkau langsung dari Jakarta dengan transportasi udara.
Beberapa maskapai penerbangan komersial nasional yang melayani
penerbangan langsung ke Bandara Raja
Haji Fisabilillah, di Tanjungpinang (Bintan), antara lain Garuda
Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air dan Sky Aviation. Durasi
penerbangan sendiri adalah sekitar 1,5 jam. Kemudian, untuk dapat
menjelajahi Bintan dengan praktis dan nyaman, sangat disarankan untuk
menyewa kendaraan di Tanjungpinang.
TIP
FOTOGRAFI
- Untuk mendapat foto yang maksimal di Trikora maupun Lagoi, maka perlu bermalam barang satu atau 2 malam di lokasi tersebut.
- Agar hasil foto tetap tajam, pastikan kamera dan lensa untuk tetap dalam keadaan bersih.
- Menggunakan lensa wide atau zoom menengah akan lebih sering digunakan dibanding tele.
- Lindungi kamera dan alat fotografi dengan baik, terutama saat menjelajah lautan atau trip ke pulau agar terhindar dari cipratan air laut, yang sangat berbahaya bagi kamera ataupun lensa.
- Di sejumlah lokasi di Trikora terdapat kawasan berbatu yang menarik untuk dieksplorasi.
- Gunakan tripod atau alat bantu serupa saat memotret dalam kondisi lowlight atau minim cahaya agar hasil foto tetap tajam.